Lompat ke konten
Home » Blog » TNGC: “Pertanian Sehat dengan PGPR”

TNGC: “Pertanian Sehat dengan PGPR”

  • Hervi 


Pada hari selasa tanggal 02 Mei 2023 yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Tim BPP Argapura yang merupakan perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka bersama Tim dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) melakukan pertemuan dan dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi yang akan dijadikan sebagai demplot area.

Desa Argamukti, Argapura

Selain bersilaturahmi, pertemuan ini dilaksanakan berkaitan dengan kegiatan kerja sama yang akan dijalankan oleh Balai TNGC di wilayah kerja BPP Kecamatan Argapura . Kerja sama tersebut ialah kegiatan pendampingan pertanian sehat menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobakter). Kegiatan pendampingan ini akan dilaksanakan di dua desa yang ada di kecamatan Argapura, yaitu Desa Cikaracak dan Desa Argamukti.

“Kegiatan pendampingan pertanian sehat sendiri dimulai dengan kegiatan eksplorasi pada tahun 2018, kemudian demplot pertama di Bantar Agung, Kecamatan Sindangwangi pada tahun 2019. Demplot kedua di Desa Cikaracak, Kecamatan Argapura pada tahun 2020, Sehingga diharapkan bisa terus berlanjut dan berkembang untuk seterusnya. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini kami berharap dapat mengurangi tingkat penggunaan pupuk anorganik pada lahan pertanian, serta menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pupuk karena pupuk anorganik yang semakin sulit didapatkan juga harganya yang semakin tinggi.” Ucap salah satu tim Balai TNGC.

Kami selaku tim dari BPP Argapura tentu menyambut positif hal tersebut dengan memberi dukungan serta siap berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatannya. Tidak hanya itu, kami (BPP Argapura) tentu siap mendampingi selama kegiatan dan mengikuti arahan kedepannya dari TNGC terkait teknis nanti di lapangan. Termasuk jenis PGPR apa yang akan digunakan nantinya.

Desa Cikaracak, Argapura

Pertemuan ini pun tentunya melibatkan petani secara langsung yang merupakan tokoh utama dari kegiatan ini. Bagaimana pun juga pertanian tidak akan berjalan baik jika tanpa adanya kontribusi dari petaninya itu sendiri.

“Penggunaan PGPR cukup memiliki pengaruh yang bagus terhadap produksi tanaman sayur di lahan pertanian saya. Tanaman mampu tumbuh dengan baik dibandingkan dengan lahan sayur yang tidak menggunakan PGPR. Selain itu, proses pembusukan dari sayuran pun lebih lambat dari sayuran yang pada saat penanamannya tanpa menggunakan PGPR. Tentu dengan pengaruh baiknya hasil penggunaan PGPR ini juga ikut berpengaruh terhadap peningkatan hasil penjualan sayuran.” jelas Pak Yono selaku ketua kelompok tani di Desa Cikaracak.

“Saya setuju dengan adanya penggunaan pupuk organik kita dapat mengembangkan pertanian lebih baik lagi tanpa harus merusak alam. kenapa? karena yang berasal dari alam harus kembali ke alam. kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya? apalagi kita berada di sekitar kawasan kehutanan, kita harus bisa menjaganya dengan baik agar generasi berikutnya tetap merasakan keindahan dan kenyamanan alam tanpa adanya dampak dari kerusakan.” Imbuh Pak Yono dalam menutup pembicaraannya.

Sama halnya dengan pendapat dari petani Desa Argamukti yang mengatakan, bahwasannya penggunaan PGPR memberikan banyak manfaat bagi petani. Selain pengaruhnya yang bagus terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, penggunaan PGPR mampu menekan penggunaan pestisida kimia. Hal ini dikarenakan minimnya serangan hama penyakit pada tanaman. Berbeda dengan tanaman pertanian tanpa PGPR yang mudah terserang hama dan penyakit.

Kami pun mengagguk mengiyakan tanda setuju dengan pemaparannya. Harapannya dengan adanya kerja sama antara kelompok tani, TNGC dan BPP Argapura dapat berjalan baik serta terus berjalan bersama dalam mendampingi para petani dalam meningkatkan produkvitas juga menjaga kelestarian Alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *