Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan satu musim yang masuk dalam jenis rumput berumpun. Termasuk kedalam divisi spermatophyte dengan famili Gramineae (Poaceae) (Mustikarini et al. 2019), tanaman ini menjadi salah satu bahan utama makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia.
Tidak heran jika sebagian besar masyarakat Indonesia lebih sering membudidayakan padi dibandingkan komoditas pangan yang lain.
Klasifikasi Tanaman Padi
Berdasarkan lokasi penanaman padi dikelompokkan kedalam tiga jenis. Ketiga jenis padi tersebut diantaranya:
- Padi Sawah
Menanam padi pada lahan basah yang mengandung lumpur disebut dengan padi sawah. Selanjutnya dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan cara pengairan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
- Padi pada sawah irigasi menggunakan sistem pengairan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air tanaman agar dapat terpenuhi dengan baik selama pertumbuhan. Sehingga air tersedia sepanjang masa pertumbuhan.
- Padi pada sawah tadah hujan mengandalkan air hujan yang turun untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sehingga proses budidaya padi dilakukan mengikuti waktu musim hujan.
2. Padi Gogo
Jenis padi yang mampu tumbuh pada lahan kering atau tegalan ialah sebutan untuk padi gogo. Selain itu, padi gogo mampu tumbuh pada dataran rendah dengan daerah terjal atau tumbuh diantara pohon. Maka tak jarang beberapa petani melakukan penanaman padi gogo secara tumpang sari dengan tanaman lain.
3. Padi Rawa
Padi yang mampu tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah pasang surut atau rawa. Varietas padi ini mampu tumbuh daerah yang sering tergenangi air atau sering terendam air dan tahan terhadap genangan air.
Siklus Pertumbuhan Tanaman Padi
Tanaman padi terdiri dari berbagai jenis dan varietas berbeda yang mempengaruhi lama atau pendeknya siklus pertumbuhan padi. Beragamnya panjang siklus pertumbuhan ini menyebabkan terdapatnya perbedaan umur antara jenis atau varietas tanaman padi.
Secara umum menurut Makarim dan Suhartatik (2009), tanaman padi memiliki tiga fase pertumbuhan dalam satu siklus tanam. Ketiga fase tersebut ialah:
1. Fase Vegetatif
Fase vegetatif ialah masa pertumbuhan organ-organ vegetatif pada tanaman padi. Pada fase ini tanaman padi mengalami pertambahan jumlah anakan, jumlah daun, tinggi tanaman, luas daun dan bobot.
Masa vegetatif berlangsung dari awal pertumbuhan hingga munculnya bakal malai (primordia).
2. Fase Reproduktif
Fase reproduktif ialah saat tanaman mengalami masa pemanjangan ruas teratas batang . Ciri-ciri stadia reproduktif yaitu munculnya daun bendera, matinya anakan yang tidak produktif, memanjangnya ruas teratas batang tanaman, pembentukan malai hingga bunting dan pembungaan (anthesis).
Di daerah tropis, masa reproduktif berlangsung kurang lebih selama 35 hari.
3. Fase Pematangan
Fase pematangan berlangsung dari mulai keluarnya bunga atau malai (heading) hingga gabah mengalami pematangan secara penuh. Proses pematangan terjadi dalam beberapa tahap:
- Matang Susu
Pada masa ini, gabah mulai terisi dengan cairan berwarna putih kental. Malai padi berwarna hijau dan mulai merunduk.
- Gabah Setengah Matang
Selanjutnya pada masa ini, gabah yang mulanya berisi cairan mulai menggumpal lunak hingga akhirnya mengeras menjadi butir padi. Proses ini tidak terjadi pada seluruh butir gabah yang ada pada malai.
Kemudian sebagian anakan mulai layu menguning dan secara keseluruhan tanaman serempak terlihat menguning.
- Matang penuh
Akhirnya setiap gabah mengeras dan matang sepenuhnya. Warna setiap gabah dan tanaman pun berubah menjadi kuning keemasan secara merata.
Lama proses pematangan ini dapat terjadi kurang lebih 30 hari. Daun yang layu akan terakumulasi pada bagian dasar tanaman. Selain itu, suhu lingkungan dapat mempengaruhi lamanya proses pematangan gabah.
Syarat Tumbuh Tanaman Padi
Menurut Rozen dan Kasim (2018), tanaman padi dapat tumbuh pada iklim tropis maupun subtropis. Tanaman padi tumbuh pada daerah berudara panas dan memiliki banyak uap air.
Curah hujan ideal per tahun rata-rata 1500 mm – 2000 mm. Mampu tumbuh pada ketingian antara 0 sampai dengan 650 m dpl dengan suhu antara 22.5 – 26.5o C. Padi dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi.
Cara menanam padi dapat menggunakan sistem tanam tabela (tanam benih langsung), jajar legowo, mina padi, intermiten, dan SRI.
Referensi:
Makarim AK, Suhartatik E. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Subang (ID). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Mustikarini ED, Lestari T, Prayoga GI. 2019. Plasma Nutfah Tanaman Potensial di Bangka Belitung. Ponorogo (ID). Uwais Inspirasi Indonesia.
Rozen, N., M Kasim. 2018. Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI. Depok (ID). Rajawali Pers.