Karya: Altavia Kamila Putri

Dik, sejak kepergianmu bermimpi terasa amat payah
Bahkan, untuk sekadar lelap
Malam keseribu satu-ku berujung resah
Padahal tak lagi aku takut pada gelap
Dik, kemanakah arah ujung pelangi menjejak?
Masih bolehkah aku menyelami guci-guci emas?
Asaku terikat kontrak
Sedang bahagia tak cukup ditebus segenggam beras
Dik, ternyata nasihat itu benar adanya
Basah kuyup ternyata tidak menyenangkan
Namun, apalah daya?
Di tanah ini musim hujan tak berkesudahan
Dik, aku ingin pulang sebelum senja
Masih berada di luar ternyata menyeramkan
Teriaki aku tuk lekas makan malam di meja
Menarik selimut sebelum datang dentang kesembilan
Dik, temani aku berlari sekali lagi
Tiup saja lukaku agar berhenti tangisku
“Janji tak akan kuulangi”
Kebohongan kita sebelum langkah kembali berjibaku
Pontianak, 5 Agustus 2024
Baca Juga: SAJAK PANDORA, TENTANG RETAK